Revolver - Unavailable
BERITA TERKINI

Category 1

Category 2

Latest Posts

Kamis, 12 Maret 2015

Perang Vietnam, Kekalahan Paling Memalukan Dalam Sejarah Amerika



Image

Mungkin dari kita sedikit berpikir apakah Negara adikuasa seperti Amerika Serikat bisa kalah dalam perang?
Tidak mungkin sekali, karena selain memiliki banyak prajurit, Amerika juga memiliki peralatan tempur yang benar-benar sangat canggih..





Yups, Kesempurnaan hakiki hanya milik Tuhan semata. Dan tidak ada kesempurnaan apapun di dunia ini selain milik Tuhan, seperti halnya Amerika. Walaupun sehebat apapun tapi sejarah mencatat Amerika adalah Negara yang mulai berkembang pesat secara Ekonomi maupun Militer setelah perang saudara di negaranya sendiri pada tahun 1861-1865. Dari situlah Amerika mulai bersatu dan membangun kekuatan mereka dimata dunia. Walaupun di perang Dunia pertama Amerika tidak terlalu diperhitungkan, tapi di perang Dunia kedua Amerika benar-benar menjadi Negara super power, yang menaklukan bangsa-bangsa besar.
Tapi apapun itu sejarah pernah mencatat bahwa Amerika pernah menelan kekalahan telak saat perang Vietnam/Viet Chong/IndoChina kedua. Bermula pada tahun 1957, secara perlahan Amerika mengirim pasukan sedikit demi sedikit untuk membantu Vietnam yang saat itu masih dijajah Perancis. Dan puncaknya pada tahun 1965 ketika terjadi perpecahan antara kubu Republik Vietnam (Selatan) dan kubu Demokratik Vietnam (Utara), dalam hal ini sebenernya adalah perang saudara di Vietnam, tapi lama-lama pihak di kubu Utara yang merasa dirugikan karena keikut campur tanganan Amerika, kubu Utara memutuskan untuk meminta permohonan bantuan kepada USSR (Uni Soviet, sekarang Rusia). Dan disitulah awal dari perang antara 2 negara Adikuasa antara Amerika dan Uni Soviet. Perang yang mempertaruhkan Politis, Ideologi, dan juga kehormatan bangsa sebagai Negara Adikuasa. Kubu Selatan yang di sertai sekutu Amerika, Australia, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Filipina, mulai berperang dengan kubu Utara yang disekutui oleh Uni Soviet, China, dan Korea Utara.
Dan saat pada klimaksnya di tahun 1968 pihak dari Kubu Selatan yang berkekuatan 1.200.000 Pasukan Militer mulai menggempur Kubu Utara yang hanya berkekuatan 520.000 Pasukan Militer, tapi dalam hal ini pasukan dari Kubu Selatan yang berusaha menyerang kearah utara sedikit terkejut terutama untuk pasukan sekutu karena mereka harus melewati Hutan buas yang berlumpur, juga rawa-rawa yang penuh Buaya, Ular, dan binatang buas air lainnya, dan juga medan pegunungan yang sama sekali tidak mereka kuasai. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Kubu Utara untuk mengepung dan membantai habis-habisan pasukan Kubu Selatan dan sekutunya.
Banyak pasukan dari Kubu Selatan yang tewas, terluka, atau menjadi tahanan dari pasukan Kubu Utara. Sebagian besar pasukan yang tewas, terluka, ataupun ditahan adalah Pasukan Militer Amerika. Selama 5 tahun pasukan dari Kubu Selatan yang terus menerus menelan kekalahan dan kehilangan banyak prajurit akhirnya menyerah. Dan pada 27-Februari-1973 dengan menyerahnya Amerika, maka di sepakatilah perjanjian damai.
Hal ini membuat Amerika rugi besar secara materi dan korban jiwa, dan mereka juga kalah dalam hal politis dan ideologi untuk ditanamkan di Vietnam. Setelah perang Vietnam berakhir, maka disetujuilah pertemuan antara kedua kubu Vietnam yang berbeda visi, untuk bersatu membentuk sebuah Negara. Walaupun ideology komunis dari Uni Soviet menjadi ideologi nasional, tapi sampai saat ini masih banyak warga dari daerah Vietnam selatan yang tidak menggunakan Ideologi komunis tersebut dan sampai saat ini masih berlangsung perlawanan dari sebagian warga Vietnam selatan.
Berikut adalah data-data dari Perang Vietnam/Viet Chong/Perang IndoChina kedua :
1)      Dimulai pada tahun 1957 dan benar-benar berakhir pada 30-April-1975
2)      Hasil dari Perang Vietnam adalah Kekalahan terbesar secara Politis dan Militer dari pihak Amerika Serikat.
3)      Perubahan dari Perang Vietnam adalah bersatunya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan menjadi Negara Kesatuan Vietnam
4)      Pihak yang terlibat dalam Perang Vietnam adalah Republik Vietnam (Selatan), Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Thailand, Selandia Baru, Filipina, Republik Demokratik Vietnam (Utara), USSR (Uni Soviet), China dan Korea Utara.
5)      Jumlah Korban Tewas dari tahun 1957-1975 dari Kubu Selatan adalah 293.729 jiwa, sebagian besar adalah dari pihak Militer Amerika Serikat, walaupun pada data intrnasional tercacat korban tewas dari pihak Amerika adalah 58.209 jiwa, akan tetapi ada banyak pihak yang berpendapat bahwa jumlah itu adalah sebuah kebohongan dari Amerika yang memanipulasi data untuk menutupi kemaluan besar atas kekalahan yang diderita. Sedangkan dari Kubu Utara korban tewas mencapai 601.100 jiwa. Korban terbanyak dari pihak Republik Demokratik Vietnam yang terhitung 600.000 jiwa. Dan data korban tersebut tidak sepenuhnya Valid karena ada beberapa korban tewas yang jasadnya tidak ditemukan atau telah musnah.
6)      Jumlah warga sipil yang tewas mencapai 1.000.000 jiwa. Dan terbanyak adalah warga sipil di wilayah Selatan Vietnam karena kebringasan Pasukan Kubu Utara yang membunuh semua orang yang ditemuinya, baik Militer ataupun Warga sipil.
7)      –9 Februari 1965 – Pasukan kombat Amerika Serikat pertama dikirim ke Vietnam Selatan secara besar-besaran.
30 Januari 1968Serangan Tet (Serangan berbasis pembebasan yang dilakukan Kubu Utara/Viet Cong dan dilakukan tepat pada malam tahun baru Imlek/Tet Nguyen Dan.
5 Februari 1968Pertempuran Khe Sanh dimulai. Pertempuran antara Tentara Rakyat Vietnam/Viet Chong (Kubu Utara) melawan US Army (Amerika Serikat). Dan disinilah pasukan militer di bantai habis-habisan.
11 Februari 1973Tahanan perang Amerika Serikat pertama dibebaskan oleh Viet Cong.
27 Februari 1973Persetujuan Damai Paris secara resmi mengakhiri Perang Vietnam.
29 Maret 1973 – Pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam Selatan.
Beberapa Fakta yang membuat kekalahan telak Pasukan Militer Amerika :
1)      Banyak dari Pasuka Militer Amerika yang masih muda (rata-rata usia 22-24 tahun) dan belum berpengalaman dalam perang, dan suka terburu-buru dalam menjalankan taktik dari komando pusat.
2)      Banyak pasukan militer Amerika yang frustasi karena selalu mengalami kekalahan terus menerus.
3)      Pasukan Viet Chong lebih menguasai medan geografis, mereka juga membuat lorong-lorong bawah (Tunnel Rat) yang hanya bisa dimasuki pasukan Viet Chong, yang umumnya bertubuh lebih kecil dari pada pasukan militer Amerika.
4)      Pasukan militer Amerika lebih sering mengkonsumsi obat bius, alkohol, dan berperang dalam keadaan setengah mabuk.
Sebagai catatan dari yang saya ketahui bahwa pasukan Tentara Rakyat Vietnam/Viet Chong tidak jauh beda dengan pasukan Tentara Keamanan Rakyat Indonesia lakukan saat melawan Jepang ataupun Belanda, itu karena pimpinan Viet Chong sendiri diketahui pernah dating ke Indonesia pada tahun 1960-an dan terinspirasi dari Indonesia yang bisa mengalahkan Jepang dan Belanda secara telak, mereka menggunakan teknik gerilya (teknik yang hanya menyerang pada malam hari/pagi buta, lalu kembali lagi ke hutan saat matahari mulai terbit). Dan sebagian dari Viet Chong juga membuat markas bawah tanah, ataupun berjalan ke hutan, perbukitan, pegunungan untuk menghindari kejaran pasukan militer Amerika saat siang hari.

Sabtu, 07 Maret 2015

Sejarah Formasi Angkatan Laut terkuat Majapahit


Di jaman keemasan kerajaan Majapahit pada abad keempatbelas masa Prabu Hayam Wuruk terdapat dua tokoh militer jenius yakni Mahapatih Gajahmada dan Laksamana Mpu Nala. Laksamana Mpu Nala sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit menempatkan gugus kapal perang berjumlah beberapa puluh untuk menjaga lima titik penting perairan Nusantara.

Armada gugus pertama bertugas di sebelah barat pulau Sumatera sebagai gugus kapal perang penjaga samudera Hindia di bawah pimpinan Laksamana yang berasal dari Jawa Tengah.

Armada gugus kedua kapal perang penjaga Laut Kidul atau sebelah selatan Pulau Jawa di bawah pimpinan seorang Laksamana putra Bali.

Armada gugus ketiga bertugas menjaga perairan selat Makasar dan wilayah Ternate, Tidore, dan Halmahera di bawah pimpinan seorang Laksamana putra Makasar.


Bendera Angkatan Laut Majapahit

Armada gugus keempat menjaga Selat Malaka dan Kepulauan Natuna di bawah pimpinan seorang Laksamana dari Jawa Barat/Sunda.

Terakhir Armada gugus kelima menjaga Laut Jawa hingga ke arah timur sampai kepulauan rempah-rempah Maluku, armada Jawa ini mengibarkan bendera Majapahit di tambah lagi bendera emas simbol istana Majapahit biasanya dipimpin oleh seorang Laksamana berasal dari Jawa Timur.

Setiap armada gugus kapal perang terdapat kapal bendera tempat kedudukan pimpinan komando tertinggi bagi semua kapal penyerang, kapal perbekalan, dan pelindung kapal bendera itu sendiri. Dari kelima armada Majapahit itu beban berat ialah menjaga perairan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan yang penuh perompak yang berpangkalan di sekitar wilayah Campa, Vietnam, dan Tiongkok.

Armada keempat yang menjaga Selat Malaka itu biasanya dibantu oleh armada pertama penjaga Samudera Hindia jika perompak melarikan diri ke barat laut menyusuri Selat Malaka. Begitu pula Armada Laut Selatan biasanya membantu Armada Jawa dalam menjaga keamanan kapal-kapal dagang pembawa rempah-rempah yang melalui Selat Sunda yang lebih aman menuju India dan Timur Tengah. Tugas lain armada Laut Kidul adalah menjaga Selat Bali dan perairan selatan Nusa Tenggara, bahkan di sebelah selatan Pulau Bali terdapat galangan kapal-kapal Majapahit yang cukup besar.


Pataka Angkatan Laut (Naval Trident)

Armada Ketiga bertugas menjaga kapal penyusup dari wilayah Mindanao Filipina sekaligus menjaga kepulauan rempah-rempah Maluku jika kekuatan Armada Jawa sedang dipusatkan di perairan Jawa untuk mengawal sang Prabu Hayam Wuruk beranjangsana ke wilayah pesisir timur Pulau Jawa. Armada Jawa merupakan kekuatan terbesar Armada gugus kapal perang Majapahit karena tugasnya paling berat menjaga pusat kerajaan istana Majapahit sekaligus menguasai jalur laut menuju kepulauan rempah-rempah Maluku yang dkuasai langsung oleh pemerintah pusat Majapahit.

Setiap kapal perang Majapahit bersenjatakan merian Jawa yang disebut cetbang Majapahit. Pandai besi yang mengecor meriam tersebut berada di Blambangan. Cetbang Majapahit adalah karya penemuan Mahapatih Gajahmada yang konon pernah diasuh oleh tentara Mongol atau Tartar yang menyerang kerajaan Singosari dengan kekuatan seribu kapal.

Semua jenis kapal perang Majapahit mulai dari kapal perbekalan hingga kapal bendera adalah kreasi jenius dari Mpu Nala yang sekaligus seorang Laksamana Laut yang handal. Nala menciptakan kapal-kapal dari sejenis kayu raksasa yang hanya tumbuh di sebuah pulau yang dirahasiakan. Pohon raksasa dan cocok untuk dibuat kapal itulah yang membuat kapal-kapal Majapahit cukup besar ukurannya di masa itu.

Setelah Gajahmada dan Mpu Nala wafat maka kekuatan Majapahit pun berangsur lemah apalagi tatkala terjadi perang paregreg kapal-kapal Majapahit saling serang satu sama lain dan kehancuran tak terelakkan lagi bagi seluruh armada. Setelah Majapahit lemah hanya tersisa Armada Jawa yang menguasai perairan Laut Jawa dan jalur laut menuju kepulauan rempah-rempah. Kemudian datanglah bangsa kulit putih yang tujuan utamanya ialah menguasai daerah penghasil rempah-rempah itu dengan modal kapal-kapal gesit dan lincah tidak terlalu besar ukurannya dibanding kapal Majapahit akan tetapi kapal asing itu bersenjata lebih unggul meriam yang bisa memuntahkan bola-bola besi dengan jarak tembak lebih jauh daripada kemampuan jarak tembak cetbang Majapahit.

Jumat, 06 Maret 2015

Misteri 30 Tentara "Hantu" Garuda, Kalahkan 3.000 Gerilyawan Kongo Misteri 30 Tentara "Hantu" Garuda, Kalahkan 3.000 Gerilyawan Kongo

Kiprah Pasukan Garuda menuai prestasi. 167 Prajurit TNI di Haiti yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) menerima penghargaan Medali PBB.

Pasukan perdamaian dari Indonesia selalu bisa diterima dengan baik di negara penugasan. Sejak Kontingen Garuda I bertugas di Mesir tahun 1957, sejak itulah pasukan baret biru di bawah PBB ini mengharumkan nama bangsa.

Ada cerita menarik soal Pasukan Garuda. 30 Pasukan Garuda berhasil membekuk 3.000 gerilyawan di Kongo berbekal akal bulus dan kecerdikan.



Ceritanya, Desember 1962 di Kongo sedang bergolak. Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Kolonel Kemal Idris berangkat sebagai pasukan perdamaian di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Saat itu kelompok milisi di bawah pimpinan Moises Tsommbe ingin lepas dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu. Rakyat sipil pun segera menjadi korban pertikaian antar milisi dan tentara pemerintah.

Pasukan Garuda III segera dikenal karena keluwesannya bergaul. Banyak Singkong di Kongo, pasukan TNI pun mengajarkan bagaimana cara mengolah masakan Indonesia, membuat kue, serta menyayur daun singkong sehingga enak dimakan. Selama ini rakyat Kongo hanya mengolah singkong menjadi tepung yang rasanya tidak enak.


Suatu hari, terjadi serangan yang dilakukan 2.000 gerilyawan Kongo ke markas Pasukan Garuda. Saat itu markas hanya dipertahankan 300 tentara. Setelah baku tembak berjam-jam, gerilyawan dapat dipukul mundur. Untungnya tak ada korban di pihak Indonesia.

Serangan balasan pun segera dirancang untuk menangkap para pemberontak. Letjen Kemal Idris menceritakan hal ini dalam buku biografi, Kemal Idris, bertarung dalam revolusi terbitas Sinar Harapan.

"Kami melakukan penyerangan di malam hari dengan kapal yang digelapkan di atas danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah Albertville. Pasukan kami yang berkekuatan 30 orang menyamar sebagai hantu," beber Kemal Idris.

Kemal tahu 3.000 pemberontak itu sangat percaya takhayul. Mereka takut pada hantu spritesses yang digambarkan berwarna putih dan melayang-layang di waktu malam. Maka 30 anggota pasukan garuda itu berpakaian jubah putih dan segera menyerang.

"Melihat sosok-sosok putih bergerak-gerak, semangat mereka hilang sama sekali dan segera menyerah," kata Kemal.

Dalam operasi kilat itu, ribuan gerilyawan Kongo ditangkap. Senjata-senjata mereka yang ternyata lumayan canggih disita. Dalam peristiwa itu hanya seorang prajurit TNI yang cidera. Salah seorang gerilyawan yang panik saat digerebek, melemparkan ayam yang tengah dibakarnya pada tentara kita.


"Sejak itu, anggota Garuda III di kenal oleh orang-orang Kongo dengan julukan Les Spiritesses, pasukan yang berperang dengan cara yang tidak biasa dilakukan orang," kata Kemal bangga.

Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia mengaku bangga atas keberhasilan pasukan Indonesia menangkap 3.000 lainnya tanpa jatuh korban. Namun dia pun meminta ke depan cara-cara unik seperti itu tidak dilakukan. Karena risiko terlalu besar dan sangat membahayakan.

Sabtu, 28 Februari 2015

Sekilas Ketangguhan Javelin ATGM TNI AD

FGM-148 Javelin merupakan rudal antitank berpemandu sekali pakai pertama yang diterima oleh 75th Ranger Regiment, US Special Forces, dan kesatuan khusus Tier 1 didalam USSOCOM. Dengan sifatnya yang unik, Javelin merupakan penambahan dan bukannya penggantian terhadap roket antitank seperti RAWS.
Sekilas Ketangguhan Javelin ATGM TNI AD
 
Rudal yang dikembangkan dalam proyek AAWS-M (Andvanced Anti-Tank Weapon System-Medium) pada tahun 1986 ini mengantarkan militer AS kedalam generasi ketiga rudal antitank yang memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti TOW maupun M47 Dragon. Satu fitur yang bermanfaat adalah fitur soft launch, dimana rudal akan meluncur keluar tabung hanya dengan propelan pendorong, dan baru menyalakan motor roketnya pada jarak 1 meter dari titik luncur, sehingga Javelin bisa ditembakkan dengan aman dari dalam bangunan.


Didesain dengan hululedak tandem HEAT, Javelin didesain untuk mampu mengalahkan MBT, bahkan yang dilengkapi dengan lapisan ERA generasi pertama sekalipun. Javelin memiliki kemampuan untuk melakukan serangan top attack, dimana rudal akan menanjak terlebih dahulu sampai ke ketinggian 160 meter, terbang mendatar, lalu menukik tepat keatas sasaran. Profil terbang misil ini dikendalikan secara autopilot dimana misil menyesuaikan jarak, arah, kecepatan dan simpangan angin berkat keempat sirip yang bisa diatur sudut-sudut kemiringannya. Serangan top attack memiliki probabilita tinggi untuk melumpuhkan MBT karena bagian atas MBT biasanya memiliki proteksi yang lebih tipis dibandingkan dengan bagian frontal atau samping. Apabila diinginkan, Javelin juga bisa diluncurkan dalam moda direct attack, dimana rudal akan menanjak sedikit lalu meluncur langsung ke sasarannya, cocok untuk menghajar fortifikasi atau ranpur yang berada pada jarak dekat.




Kemampuan Javelin untuk meluncur secara pintar ini adalah berkat sistem pemandu pintar yang tersimpan pada modul CLU (Command Launch Unit) yang bisa dilepaskan dari tabung peluncurnya. CLU yang merupakan passive infra red sight memiliki tiga macam magnifikasi yaitu day field of view (4x), Wide Field of Fiew (thermal, 4x), Narrow Field of View (9x), dan akhirnya Seeker Field of View (9x). Saat memasuki mode SFV, secara otomatis CLU mengirimkan input data jarak pada misil ke Launch Tube Assembly yang menjadi rumah bagi misil sehingga sasaran sudah mulai bisa dikunci, rudal ditembakkan dan penembak segera beralih begitu rudal meluncur keluar karena Javelin menganut sistem fire and forget. Satu hal yang menjadi keunggulan Javelin adalah CLU yang memiliki fitur setingan kontras dan kecerlangan sehingga nyaman digunakan, masih ditambah lagi dengan unit pendingin yang mendinginkan sensor sehingga pengenalan termal pada objek sasaran dapat dilakukan CLU secara lebih baik dibandingkan dengan optik NOD monocular yang menjadi standar pasukan AS. CLU pun hanya ditenagai dengan satu baterai litium BA-5590U yang juga sekali pakai sehingga terhindar dari problem baterai drop. Banyak personil yang melepas CLU dan menggunakannya sebagai teropong observasi, sehingga boleh dibilang CLU saat ini adalah teropong malam infantri terbaik dalam AD AS.

75th Ranger sebagai kesatuan pertama dalam AD AS menerima Javelin mulai 1996 dan mengalokasikannya ke 3rd Battalion/75th Ranger Regiment. Rudal ini terbukti mampu memberikan daya tembak berlipat ganda yang memberikan kemenangan menentukan bagi pasukan yang kekuatannya lebih kecil. Dalam salah satu kontak tembak dalam operasi Iraqi Freedom, Satu tim Ranger yang melaksanakan misi patrol pengintaian dengan Humvee di sebelah barat Irak melihat dua buah tank, kemungkinan T-55, yang bersembunyi dalam posisi dug-up (dilindungi bunker pasir sehingga hanya kubah yang nampak). Posisi Ranger lebih unggul karena mereka ada diatas bukit, dan pasukan Irak belum mengetahui keberadaan mereka.

Tim tersebut, yang beranggotakan Sgt. Jason Witmer, Cpl. Jeremy Mumma, Spc. Matthew Pickell, dan Spc. Michael Kithcart memutuskan bahwa mereka mengambil kesempatan dengan mencoba menghancurkan tank tersebut dengan Javelin yang mereka bawa. Dari jarak 1.800 meter, Cpl. Mumma yang menjadi penembak mengunci salah satu tank dengan Javelinnya, meluncurkan rudal, dan segera berganti ke tabung kedua bahkan sebelum rudal menghantam sasarannya. Tank kedua juga dikunci, dan tidak punya kesempatan bereaksi dan meledak tak lama setelah tank pertama dihancurkan.




Pada tahun 2003, dalam pertempuran Debecka Pass ODA (Operational Detachment Alpha/ A-Team) 391 dan 392 bertahan dari serangan Divisi ke-34 Irak yang dilengkapi dengan T-55 dan ranpur MT-LB dengan mengandalkan Javelin. Dengan menembakkan selusin Javelin, ODA 391 dan 392 mampu bertahan dan bahkan menghancurkan sejumlah tank dan ranpur dengan hit ratio diatas 80%. Dengan keputusan TNI untuk mempertimbangkan pembelian FGM-148 Javelin yang kita harapkan akan terwujud, maka TNI-AD akan menjadi salah satu negara yang mengoperasikan rudal berpemandu terbaik yang ada saat ini, dipadukan dengan sistem roket pintar NLAW yang dibuat oleh Thales Defense.

FGM-148 Javelin
Pabrikan        : Texas Instrument/ Raytheon/ Lockheed Martin
Desain           : Juni 1989
Bobot             : 22,3 kg (misil 11,8kg)
Panjang         : 1,2m
Jarak efektif    : 75-500m
Hululedak       : HEAT (High Explosive Anti Tank)



Minggu, 15 Februari 2015

Sekilas Dengan Kopaska

http://i93.photobucket.com/albums/l44/KOPASKA/emblembaret.jpg






 Komando Pasukan Katak (Kopaska) adalah pasukan elite TNI Angkatan Laut yang memiliki kemampuan operasi militer di darat, laut dan udara.

Tugas utama pasukan ini adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, serta mempersiapkan operasi perebutan pantai dan pendaratan kekuatan amfibi.

Kopaska didirikan pada 31 Maret 1962 pada masa Presiden Sukarno dengan tujuan mendukung kampanye militer di Irian Jaya (sekarang Papua). Saat ini Kopaska terdiri atas dua grup, yakni wilayah Barat dan Timur. Koordinasi terhadap dua grup Kopaska dipegang Komando Armada RI masing-masing wilayah.

Masing-masing grup dipimpin oleh kolonel yang membawahi enam detasemen, yakni :
☆ Detasemen 1 Sabotase/Anti-Sabotase (Teror).
☆ Detasemen 2 Operasi Khusus.
☆ Detasemen 3 Combat SAR.
☆ Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut.
☆ Detasemen 5 Underwater Demolition.
☆ Detasemen 6 Special Boat Units.

Operasi pasukan elite ini adalah:

Operasi Amphibi: Beach Reconnaissance, Post Reconnaissance, Beach Clearing, dan Surob (Surf Observation).

Operasi Khusus: Sabotase / Anti-Sabotase (teror), Clandestine, Combat SAR, Mine Clearance, dan Send and Pick-Up Agent.

Operasi Tambahan: PAM VIP VVIP & Vital Object, Underwater Survey, SAR, Underwater Salvage, dan Factual Information Gathering.

Setiap tahun Kopaska menggelar latihan bersama dengan pasukan elite Amerika Serikat US Navy Seal. Bahkan beberapa anggota Kopaska juga mengenakan brevet Navy Seal.

Sedangkan di dalam negeri, pasukan ini kerap berlatih bersama dengan Kopassus TNI AD, Kopaskhas TNI AU, dan Densus 88 dalam rangka penanggulangan teror.



 


Menilik Seragam Militer Produksi Sritex : Dipakai di 25 Negara



Seragam militer produksi Sritex (photo : Sritex)

Siapa sangka jika puluhan hingga ratusan ribu anggota militer di sejumlah negara baik Eropa, Amerika dan Asia termasuk anggota militer dalam negeri itu, mengenakan seragam buatan pabrik tekstil yang berlokasi di salah satu sudut kota di Kabupaten Sukoharjo.

Produk tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini pun diakui telah memenuhi standar North Atlantic Treaty Organization (NATO), sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO. Tidak hanya seragam, tetapi juga seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain.

Rabu (3/2), Espos dan sejumlah media berkesempatan menengok salah satu Departemen Garment di Pabrik PT Sritex, dan melihat produksi pembuatan seragam militer tersebut. Tercatat, hingga awal 2010 ini, PT Sritex melayani pembuatan seragam militer untuk 25 negara. Yakni, Indonesia, Australia, Brunei, Kamboja, Siprus, Inggris, Jerman, Kuwait, Lebanon, Nepal, Oman, Papua, Filipina, Qatar, Singapura, Somalia, Sudan, Swiss, Arab, Zimbabwe, Austria dan terakhir Timor Leste. Karena masuk pasar ekspor, harga jual produk di luar negeri pun menyesuaikan.

Corporate Secretary PT Sritex, M Taufik Adam, saat menunjuk salah satu jaket militer anti infra red yang siap dikirim ke Jerman, mengatakan satu jaket itu di jual dengan harga rata-rata US$150 atau senilai Rp 1.395.000 (1US$=Rp 9.300). ”Tapi, kalau di pasang di outlet di Solo, mungkin hanya Rp 150.000 per jaket,” ujar Taufik membandingkan. Begitu pula dengan seragam militer yang siap dikirim ke Abu Dhabi. ”Kalau seragam ini, di jual ke Abudhabi dengan harga rata-rata US$300.”

Parsial

Sementara, untuk proses pengerjaan, dilakukan secara parsial atau per komponen. Misal, satu tenaga kerja hanya bertugas membuat pola saja, memasang kancing baju saja, membuat mata itik saja dan seterusnya. Taufik menambahkan, memproduksi seragam militer ini lebih memiliki tingkat kesulitan di banding produk garmen lainnya. Sehingga, satu kali proses perlu ada quality control. ”Pengerjaan harus lebih detail dan disesuaikan dengan desain yang diminta masing-masing negara.”

Terkait kapasitas produksi, Taufik mengatakan, saat ini Sritex mampu memproduksi garmen sebanyak 2,5 juta set per bulan, dengan rata-rata pertumbuhan 15%-20% per tahun Kapasitas ini naik dari kapasitas sebelum adanya perluasan industri, 1,5 juta set per bulan. Sementara, untuk produk kain, kapasitasnya mencapai 8-9 juta yard per bulan. Dan produksi benang, berkisar 7.000 bal per bulan.

PT. Sritex Produsen Baju Militer Indonesia Yang Mendunia

SUKOHARJO-(IDB) : "Sebelumnya kami sudah membuat seragam untuk TNI Polri sebagai customer pertama. Ternyata dari mulut ke mulut pun jadi marketing luar biasa," tandasnya.

Berbagai negara memesan seragam militer dengan spesifikasi yang berbeda, ada seragam tentara anti peluru, anti radiasi, anti nyamuk, anti api, anti air, dan sebagainya. Bahkan saat ini PT Sritex sedang mengembangkan seragam militer kamuflase yang konon bisa berubah warna sesuai lingkungan alam.

"Baru tahapan, belum sedetail (berubah warna) itu, kami mengkondisikan untuk ke sana," tandasnya.

Selain seragam militer, PT. Sritex juga membantu pengembangan Hovercraft milik TNI AD, kemudian tenda, dan ransel militer.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur Sritex Iwan Lukminto mengatakan untuk seragam militer, kompetitor paling kuat berada di Eropa. PT Sritex tetap menjadi pilihan berbagai negara karena kualitasnya yang terjamin dan masuk standar NATO. Salah satu produk yang kualitasnya sudah terpercaya adalah rompi anti peluru.

"Spesifikasi militer sampai level empat, yaitu laras panjang dan serangan jarak dekat. TNI pakai juga itu," tegas Iwan.

Selain itu ada juga ransel serbu yang bisa digunakan untuk pelampung. Jadi jika tas tersebut berada di sungai atau laut, pemakainya masih bisa mengambang. PT Sritex juga kedepannya akan membuat parasut, sehingga tidak lagi impor dari negara lain.

"Ke depan akan membuat payungnya (untuk terjun payug) jadi tidak impor. Tapi itu harus hati-hati, betul-betul harus bagus mesinnya dan kualitas kontrol saat membuat karena berhubungan dengan nyawa," tandasnya.

Saat ini sudah 30 negara yang pasukan militernya dibalut dengan seragam buatan pabrik di Sukoharjo itu,antara lain tentara Jerman, Inggris, Uni Emirat Arab, Malaysia, Somalia, Australia, Kroasia, Hong Kong, dan lainnya.
Baju Canggih Anti Nyamuk Kopaska
Baju anti api atau anti air mungkin sudah biasa didengar, tapi terbayangkah bagaimana wujudnya baju anti nyamuk? Baju tersebut sudah ada sejak lama dan diproduksi PT Sritex untuk seragam Kopaska (Komando Pasukan Katak) Angkatan Laut (AL).

Bentuknya tidak jauh berbeda dengan seragam militer lainnya. Warnanya dominan hijau dan cokelat dengan motif loreng yang kaku.

Motif loreng dibuat kecil-kecil dan rapat sehingga menyerupai tumpukan daun. Namun ternyata rahasia anti nyamuk tidak hanya pada motif, tapi juga teknik pemintalan benangnya.

"Anti nyamuk ini dari pemintalan, penganyaman, hingga finishing sudah dilakukan thread," kata Direktur Sritex Sri Sartono Basuki saat detikFinance berkunjung ke pabrik Sritex di Sukoharjo, Rabu (12/3/2014).

Seragam anti nyamuk tersebut dibuat dengan komposisi 87% katun dan 13% polyester. "Seragam ini untuk pasukan katak," imbuh Sartono yang enggan menjelaskan lebih detail karena persaingan pasar.

Selain anti nyamuk, berbagai seragam militer dengan kemampuan berbeda juga sudah dibuat oleh PT Sritex, contohnya seragam militer anti infra merah yang dipakai tentara Jerman, kemudian, anti radiasi yang dipesan Uni Emirat arab dan Kuwait, anti api yang dipakai Kopassus, dan masih banyak lagi.

"Sebelum membuat pakaiannya itu ada penelitiannya dulu," tandas Sartono.

PT Sritex yang didirikan oleh HM Lukminto sudah menjadi usaha tekstil terbesar se-Asia Tenggara. Sebanyak 30 negara memesan pakaian militer ke pabrik yang berada di Sukoharjo itu. Selain perlengkapan militer, ada juga produk fesyen dengan merek terkenal yang diproduksi di pabrik Sritex, antara lain Zara dan Timberland.
 
Copyright © 2015 by BIMO SAKTI SAPUTRO XII TOKR I BLOG MILITER
Design by FBTemplates | BTT