Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah sebuah visi yang
didengungkan oleh pemerintahan baru Indonesia yang dipimpin Presiden
Jokowi. Sebuah visi yang cukup menarik mengingat wilayah Indonesia yang
sebagian besar merupakan wilayah lautan. Visi ini menginginkan Indonesia
yang disegani dalam kemaritiman dunia seperti pada zaman dulu kala.
Untuk mewujudkan ini tentunya Indonesia harus melakukan modernisasi
militernya secara besar-besaran.
Sebagaimana kita ketahui bahwa visi poros maritim dunia ini menharuskan
Indonesia untuk menjaga kekayaan laut serta kedaulatannya dari segala
bentuk-bentuk pelanggaran dari negara lain, sehingga kekayaan laut
Indonesia dan segala potensinya benar-benar dimaksimalkan untuk
kemakmuran Indonesia. Tentu ini sebuah visi yang sangat baik, namun
tentu saja memerlukan kerja keras untuk mewujudkannya.
Sebab bukan hal yang mudah mewujudkannya. Kita masih ingat bagaimana
kekayaan laut Indonesia begitu mudahnya dicuri oleh negara lain.
Nelayan-nelayan dari negara lain seperti Thailand, China, Malaysia dan
lainnya begitu mudahnya menjarah kekayaan laut Indonesia tanpa mendapat
“perlawanan” berarti dari kekuatan laut Indonesia selama ini. Bahkan
lebih miris adalah ketika beberapa tahun lalu, nelayan China yang
tertangkap petugas Indonesia harus dilepas kembali karena dikawal oleh
kapal perang yang membuat nyali petugas Indonesia menjadi ciut.
Maka dari itu, untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim
dunia yang disegani, maka mau tak mau Indonesia harus segera
memodernisasi militernya secara besar-besaran. Untuk itu, kekuatan
militer Indonesia harus segera diperlengkapi dengan mendatangkan
alutsista-alutsista yang memadai untuk menjaga seluruh wilayah
kedaulatan Indonesia, khususnya wilayah laut.
Untuk itu, kekuatan militer Indonesia harus ditunjang dengan kekuatan
alutsista angkatan laut yang mumpuni. Selain angkatan laut, alutsista
untuk angkatan udara juga harus benar benar di tambah secara significant
untuk menjamin bahwa kedaulatan maritime Indonesia bisa benar-benar
tegak. Untuk alutsista TNI AL, Indonesia sudah mendatangkan 3 unit Light
Fregart Bung Tomo Class dan banyak KCR-40 dan KCR-60. Selain itu,
Indonesia juga sudah memesan 2 unit PKR Sigma-10514 dengan opsi sampai
10 unit dari Belanda. Juga ada pemesanan 3 unit Kapal Selam DSME-209
dari Korea Selatan. Untuk armada pesawat intai maritime, TNI AL sudah
memiliki 3 unit CN-235 MPA dan sudah memesan 2 unit tambahan lagi,
sehingga nantinya Indonesia memiliki 5 unit CN-235 MPA.
Namun semuanya itu rasanya masih kurang mengingat luat wilayah laut
Indonesia yang sangat luas sehingga dibutuhkan banyak sekali tambahan
alutsista TNI AL untuk menjamin visi poros maritim dunia ini benar benar
terlaksana. Ditambah lagi diperlukannya aspek perbaikan birokrasi
pengamanan laut yang selama ini terkesan cukup rumit. Ditambah lagi
perlunya penyelesaian masalah logistic sehingga tidak ada lagi “alasan”
kurangnya BBM untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia.
Maka dari itu, hemat penulis, visi Indonesia sebagai poros maritim dunia
merupakan visi yang baik namun tidak lah mudah diwujudkan. Namun dengan
kemauan keras dan dukungan seluruh lapisan Indonesia, hal ini bisa
terwujud. Ini juga tentunya harus dibarengi dengan modernisasi militer
Indonesia secara significan.
Lalu apa saja alutsista TNI yang akan
didatangkan dalam program modernisasi militer Indonesia dalam
mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritime dunia ini? Tentu masih
susah untuk menebak secara pasti, namun hal ini tampaknya akan menjadi
focus dalam program MEF Renstra II (2015-2019) yang akan dijalankan
pemerintahan baru Indonesia 2015-2019 yang di pimpin Presiden Jokowi
ini. Kita tunggu saja dan berdoa untuk yang terbaik bagi Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar